Bershalawat Untuk Anak

ibu dan anak

Setiap malam kala menjelang tidur. Istri saya suka sekali bershalawat untuk Hana putri saya sampai Hana tertidur lelap. Sekalipun suaranya tidak merdu namun saya suka mendengarkannya. Kadangkala saya ikutan hanyut meresapi makna setiap kali shalawat dilantunkan.

Kebiasaan bershalawat menjelang tidur sudah lama istri saya melakukannya. Menurutnya bershalawat untuk anak menjelang tidur memiliki banyak manfaatnya. Salahsatunya dapat menentramkan hati sang anak. Ditengah arus globalisasi begitu kuatnya dominasi media elektronik hampir mengepung disegala penjuru, salahsatu yang sangat berperan membentengi anak adalah ayah dan ibunya sehingga peran orang tualah yang mampu membangun mental magnet yang positif pada diri anak.

Kalau mental magnet pada anak terbangun muatan negatif maka hari demi hari akan menarik seluruh kekuatan negatif pada alam semesta. Namun demikian sebaliknya jika orang tua mengarahkan anak untuk dibangun mental magnet perbuatan positif maka hari demi hari akan menarik seluruh kekuatan positif pada alam semesta.

Untuk tujuan menyerap kekuatan-kekuatan positif itu, orang tua kita sudah sejak zaman dulu sering menidurkan anak-anaknya dengan syair-syair shalawat untuk menenteramkan hati. Terkadang orang tua juga memberikan pujian-pujian sugestif agar membesarkan hati sang putra tercintanya.

Muammar Khadafi waktu kecil ibunya selalu membisikkan kata-kata, Nak kelak engkau akan menjadi pemimpin besar. Kata-kata itu bak mantra menembus alam bawah sadarnya, pelan tapi pasti terus diingat dan dibuktikan bahwa Muammar Khadafi akhirnya menjadi pemimpin di Libya. Itulah kekuatan kata-kata dari seorang ibu yang berarti juga doa dan masa depan bagi anaknya.

Jadi membiasakan bershalawat untuk anak kita dan diikuti dengan pujian-pujian yang sugestif bagi sang buah hati itulah yang mereka butuhkan untuk menenteramkan hati sekaligus mengarahkan anak-anak kita terbangun mental perbuatan positif yang hari demi hari menarik seluruh kekuatan positif pada alam semesta.

Wassalam,
agussyafii

Pengorbanan Ibu

Pengorbanan Ibu

Orang kata aku lahir dari perut ibu..
Bila dahaga, yang susukan aku.. ibu
Bila lapar, yang suapkan aku..ibu
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku.. ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut.. Bu!
Bila bangun tidur, aku cari.. ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang ..ibu
Bila nak bermanja… aku dekati ibu
Bila nak bergesel… aku duduk sebelah ibu
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya ibu
Bila nakal, yang memarahi aku… ibu
Bila merajuk… yang memujukku cuma..ibu
Bila melakukan kesalahan… yang paling cepat marah..ibu
Bila takut… yang tenangkan aku.. ibu
Bila nak peluk… yang aku suka peluk..ibuAku selalu teringatkan ..Ibu
Bila sedih, aku mesti talipon… Ibu
Bila seronok… orang pertama aku nak beritahu… Ibu
Bila bengang.. aku suka luah pada ..Ibu
Bila takut, aku selalu panggil.. “ibuuuuuuuuuuuuu! ”
Bila sakit, orang paling risau adalah ..Ibu
Bila nak exam, orang palin g sibuk juga Ibu
Bila buat hal, yang marah aku dulu..Ibu
Bila ada masalah, yang paling risau.. IbuYang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. Ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku. . Ibu
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku, Ibu
Yang selalu berleter kat aku.. Ibu
Yang selalu puji aku.. Ibu
Yang selalu nasihat aku.. Ibu

Bila nak kahwin..
Orang pertama aku tunjuk dan rujuk… Ibu

Aku ada pasangan hidup sendiri
Bila seronok… aku cari pasanganku
Bila sedih… aku cari Ibu
Bila berjaya… aku ceritakan pada pasanganku
Bila gagal… aku ceritakan pada Ibu
Bila bahagia, aku peluk erat pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat Ibuku
Bila nak bercuti… aku bawa pasanganku
Bila sibuk… aku hantar anak ke rumah Ibu
Bila sambut hari ibu… aku cuma dapat ucapkan Selamat Hari Ibu
Selalu… aku ingat pasanganku
Selalu… Ibu ingat kat aku
Bila..bila… aku akan talipon pasanganku
Entah bila.. aku nak talipon Ibu
Selalu… aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah bila…. aku nak belikan hadiah untuk Ibuku

Renungkan:

Dulu Ibu kata: “Kalau kamu sudah habis belajar dan berkerja… bolehkah kamu kirim wang untuk Ibu? Ibu bukan nak banyak… lima puluh ringgit sebulan pun cukuplah”.

Berderai air mata. Hari ini kalau Ibu mahu lima ratus sebulan pun aku mampu. Aku boleh kirimkan. Tapi Ibu sudah tiada.

ingatlah pengorbanan ibuuuuu….